Penerapan IQ, EQ, dan SQ dalam Dunia Pendidikan
Penerapan EQ, SQ, dan IQ dalam dunia pendidikan merupakan 3 perpaduan yang sangat berkesinambungan.
Kecerdasan
emosial (EQ) merupakan suatu kemampuan pada diri seseorang untuk dapat
memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya kecerdasan
emosional ini maka seseorang akan dapat mengendalikan perasaannya untuk
melakukan suatu tindakan. Jika kecerdasan emosional ini diterapkan dalam
dunia pendidikan maka seorang peserta didik akan mampu mensinergikan
ilmu yang ia dapatkan di lembaga formal maupun tidak formal dengan
kehidupan sehari-harinya dengan kata lain kecerdasan ini “what I feel”
apa yang aku rasakan. Salah satu contoh di sebuah sekolah dasar,
murid-murid SD menerima mata pelajaran yang bernama Aqidah dan Akhlaq.
Dalam mata pelajaran ini murid-murid diajarkan oleh seorang guru
mengenai rasa iba dan saling tolong menolong kepada sesama manusia.
Ketika sepulang sekolah ada salah seorang murid yang melihat seorang
bapak-bapak pemulung yang sudah tua renta sedang mencari botol bekas di
tong sampah tempat anak itu bersekolah, kemudian dengan rasa kasihan dan
ingat betul apa yang disampaikan gurunya untuk saling tolong menolong
kepada sesama, anak ini memberikan sebagian uang jajannya untuk bapak
tersebut, dengan harapan bapak itu dapat memberi nafkah kepada
keluarganya. Dari hal ini kita dapat lihat seorang anak itu
yang memiliki kecerdasan emosional. Ia mengerti betul apa yang sedang
dialami orang lain, dan ia mengerti bagaimana ia harus bertindak.
Menurut
sejumlah pakar, kecerdasan spiritual (SQ) merupakan penentu kesuksesan
seseorang. Karena kecerdasan ini menjawab berbagai macam pertanyaan
mendasar dalam diri seseorang. Kecerdasan ini dapat dikatakan “who I am”
siapa diri saya? Dan untuk apa saya diciptakan. Penerapan kecerdasan
spiritual ini sudah banyak diterapkan oleh sekolah sekolah swasta. salah
satu contohnya Pondok Pesantren. Didalam pendidikan pesantren, tingkat
religius atau kecerdasan spiritual seseorang sangat diperhatikan oleh
pengasuh ataupun para asatidz. Salah satu contoh penerapannya adalah di
pesantren tidak hanya pembelajaran formal saja yang diwajibkan namun
amalan-amalan seperti sholat dhuha, puasa senin kamis sangatlah
dianjurkan. Karena hal ini menjadi dasar apa maksud dari Allah
menciptakan diri manusia. Selain diperintahkan untuk belajar juga diperintahkan untuk bertaqwa dan menaati segala perintahnya. Karena ada ikhtiar tanpa do’a ibarat orang yang sombong.
kecerdasan intelektual (IQ) itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk berhitung,
berinovasi, berimajinasi atau lebih tepatnya kemampuan seorang untuk
berfikir “what I think” .contoh dalam penerapan dalam dunia pendidikan
adalah disaat penerimaan siswa program akselerasi, siswa yang memiliki
IQ minimal 125 dapat mengikuti program ini, siswa yang mengikuti program
ini diseleksi secara ketat, karena pada program ini lebih membebankan
materi yang banyak diberikan dengan waktu tempuh yang lebih cepat.
Dengan penerapan IQ ini dapat diketahui siapa sajakah yang mampu
mengikuti program akselerasi ini. Kecerdasan intelektual ini dapat
dikembangkan selama mau berusaha belajar dan berlatih.
Dengan
kata lain penerapan EQ, SQ, dan IQ sangatlah penting dalam dunia
pendidikan dan harapanya dapat menghasilkan peserta didik yang tidak
hanya cerdas dalam berfikir,
namun ia juga memiliki rasa yang peka terhadap diri, orang lain dan
lingkungan serta memiliki tingkat religius yang tinggi terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Referensi:
No comments:
Post a Comment